Berawal dari seseorang yang mengklaimku dengan kalimat "Kamu sih gak dewasa" yang mendorongku  hari ini untuk menulis tentang apasih dewasa itu? Emang bisa ngukur kadar dewasa seseorang cuma dengan 1 kejapan mata doang? Apa ada panduan untuk jadi dewasa atau ngukur kedewasaan seseorang? Dari literatur kah sumbernya atau cuma tebak menebak? Jujur, sebel deh diklaim gak dewasa tanpa indikator yang jelas dan pasti kalo bisa diukur tingkat akurasinya aja dibawah 50%. Emang ada alat yang bisa ngukur tingkat kedewasaan seseorang secara akurat? Kalau ada ya harusnya sebelum klaim orang ga dewasa ya dengan alat atau metode yang akurat bukan berbasis insting aja. 
Kebanyakan orang ngerasa umur yang menentukan kadar dewasa seseorang. Padahal menurutku bukan umur, tapi pengalaman yang menentukan seberapa dewasa seorang individu. Berdasarkan observasi dengan beberapa individu di sekitarku, ada banyak kasus dimana anak dengan umur lebih muda ternyata lebih dewasa daripada yang berumur 'matang'. Jadi, menurutku (lagi) dewasa itu bukan tentang seberapa lama kamu hidup di bumi ini tapi seberapa banyak kamu bisa belajar selama hidup. 
Ini udah masuk opiniku ya, selama 22 tahun aku hidup, banyak banget ups and downs yang uda dilewatin. Banyak nangis, banyak bahagianya juga. Pernah ga sih mikir, kenapa harus nangis kalau bisa ketawa? kenapa harus menderita kalau bisa menghindar? Sementara ini jawaban yang aku punya ya karena semua tangis2 dan penderitaan ini ada sebagai materi pembelajaran buat aku bisa lebih dewasa. Ada quotes yang bilang everything happens for a reason dan aku meyakini ini sih. Apapun yang terjadi di dalam hidupku pasti sudah ditakdirkan dan yang terbaik dari yang di Atas. Termasuk jatuhnya aku. 
Kalau aku sekarang ditanya, dewasa itu apa? Sejauh yang aku pahami ya dewasa itu ketika kamu bisa menghargai dan memperlakukan dirimu dengan baik, ketika kamu bisa merasakan jauh lebih bahagia ketika bisa bikin orang lain bahagia, ketika kamu memaafkan ketidaksempurnaan diri sendiri dan menyadari kalau tidak ada yang sempurna di bumi ini selain telor dadarnya Chef Arnold, ketika kamu mampu menghadapi masalah dengan mengandalkan diri sendiri sebelum minta bantuan orang lain, ketika kamu menilai orang lain tidak hanya dari fisiknya aja tapi dari kepribadian dan cara dia berpikir, dan ketika kamu selalu berusaha menempatkan diri kamu di posisi orang lain saat memutuskan sesuatu.Sebenarnya, yang bisa ngukur seberapa dewasanya kita dengan akurat itu ya diri kita sendiri. Mungkin bisa aja pake alat ataupun literatur, konsultasi dari ahli, dan lain-lain. Tapi seharusnya yang lebih mengenal dalam siapa kita ya diri sendiri. 
Aku merasa di umur 22 tahun ini sudah jadi pribadi yang lebih dewasa. Walaupun masih banyak yang harus dilewati dan dipelajari untuk jadi dewasa, but at least i'm more mature now. Dalam persoalan hidup, aku yakin semakin berumur semakin berat juga beban hidupnya. Hal ini yang ngebantu kita semakin lebih dewasa dan bijak dalam merespons batu-batu kehidupan (anjay, tapi ini serius). Banyak orang yang datang dan pergi juga bikin kita jauh lebih dewasa, semakin kuat menerima dan beradaptasi. Maka nya banyak orang yang bilang semakin lama hidup semakin sempit circle kita. Ya karena, kadang sadar ga sadar dewasa justru ngubah prioritas dan pemikiran kita jadi lebih kompleks. Termasuk pemikiran dalam merancang masa depan. 
Dalam case-ku, aku merasa lebih fleksibel dan realistis. Fleksibel kalau semua rencana gak akan selalu sesuai dengan apa yang kita rencanakan jadi harus bisa spontan dalam menanggapi reaksi-reaksi alamiah yang mungkin terjadi di hidupku. Realistis kalau ekspetasi beda sama angan-angan yang tanpa didasari fakta dari kondisi eksisting, semua rencana harus berdasarkan apa yang terjadi bukan cuma apa yang aku mau. Termasuk dalam hal percintaan.Semakin ke sini, semakin simple sekaligus berat juga list parnert hidup dambaanku. Kalau 7 tahun yang lalu aku ditanya mau punya pacar yang seperti apa? ya mau yang tinggi, ganteng, rambutnya gondrong, dll. Kalau sekarang list ku masih sama, bisa ancur dunia persilatan. Maksudku, 7 tahun yang lalu aku masih sangat naif untuk sadar hidup ini bukan sebatas tinggi badan- tampang muka- hair style- kemudian- aku cinta kamu dan kamu cinta aku- mari kita bersama woy😠.
Intinya, yang bisa jawab seberapa dewasanya kamu ya kamu sendiri. Dalam opiniku, engga ada satu orang pun yang berhak ngeklaim kedewasaan seseorang. Dewasa itu engga instant tapi butuh proses, kalau instant ya beli aja indomie. Jadi dapat disimpulkan, dewasa versi aku berarti siap untuk menjadi pribadi yang lebih rumit. Aku berharap kamu juga bisa tau seberapa dewasanya kamu sekarang dan mendefinisikan dewasa versi kamu. Semoga kita selalu bisa melewati proses pendewasaan yang ada dan terus menjadi pribadi yang lebih baik ya!💚 Sampai jumpa di tulisan-tulisan iseng selanjutnya...
 
No comments:
Post a Comment